Kamis, 11 Juli 2013


TUGAS
STANDARISASI MUTU DAN INDUSTRI PAKAN





















Oleh :
Ika Nurul Styaningrum      23010211060004
Resula Asmi Putro              23010211060005
Tamim Adi Atmaja             23010211060023
Supratno                              23010211060033
Raza Yusuf Akbar              23010211060040                                                                                       







PROGRAM STUDI DIII-MANAJEMEN USAHA PETERNAKAN
FAKULTAS  PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.                  Latar Belakang

Pakan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha budidaya ternak. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis, jumlah dan kualitas bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung akan dapat mempengaruhi tingkat produksi dan  produktifitas ternak yang dipelihara. Tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ternak sangat dipengaruhi oleh total biaya pakan yang dikeluarkan, dimana biaya pakan dapat mencapai 60 -70 % dari seluruh biaya produksi yang diperlukan untuk usaha budidaya ternak. Ketergantungan peternak pada penggunaan pakan jadi yang diproduksi oleh perusahaan pakan masih tinggi, dimana sebagian besar bahan pakan tersebut masih diimpor. Apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga bahan pakan, akan mengakibatkan tingginya harga pakan jadi. Penyediaan pakan yang murah, dari bahan pakan lokal yang tersedia secara terus menerus di sekitar tempat usaha budidaya serta dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak, perlu diupayakan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya yang dilakukan. Pembangunan pabrik pakan ternak skala kecil pada tingkat kelompok sangat diperlukan karena akan sangat menunjang usaha budidaya peternakannya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam memproduksi pakan bukan hanya pada aspek kualitas saja, tetapi perlu diperhatikan juga aspek ekonomis, dimana pakan yang dihasilkan dapat terjangkau oleh kemampuan peternak. Agar pakan dapat tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau, maka pemerintah terus melakukan upaya upaya pembangunan pabrik pakan skala kecil. Untuk itu diperlukan sebuah petunjuk bagaimanamembangun sebuah pabrik pakan skala kecil.

2.                  Tujuan

Tujuan dari Petunjuk Pembangunan Pabrik Pakan Skala Kecil (PP-SK) dan pengolahan pakan adalah :
1)   Para pihak terkait dalam pengembangan pakan mempunyai panduan dalam proses pembangunan PP-SK dan pengolahan pakan
2)   Sebagai acuan petugas teknis dilapangan untuk mensosialisasikan pengembangan PP-SK.




BAB II
SISTEM PRODUKSI
2.1.            Proses pengolahan pakan di pabrik

1.      Penerimaan Bahan Pakan.
Dalam tahap penerimaan bahan pakan yang perlu diperhatikan adalah pengamatan fisik bahan dan konsistensi mutu bahan.
2.      Sortasi.
Sortasi bahan pakan bertujuan untuk memisahkan bahan mana yang layak diolah atau yang tidak layak di olah.
3.      Pembersihan/ Penyaringan (Screening).
Pembersihan bahan pakan terdiri dari pembersihan secara fisik dengan cara pengayakan.
4.      Pengecilan Ukuran (grinding) dan pengayakan (Sieving).
Pengecilan ukuran bertujuan untuk menghancurkan, menggiling atau menghaluskan. Sedangkan pengayakan bertujuan untuk menghasilkan hasil gilingan seragam.
5.      Penimbangan (Weighing).
Penimbangan bahan baku dilakukan setelah perhitungan formulasi. Untuk bahan pakan makro seperti tepung jagung, tepung bungkil kedele, bekatul padi digunakan timbangan kasar (skala ratusan kilogram). Sedangkan untuk bahan pakan mikro/additives, seperti : methionin, minyak ikan, vitamin, mineral mix, premix, antioksidan, anti jamur digunakan timbangan analitis atau elektronik.
6.      Pencampuran/ pengadukan (Mixing).
Proses pencampuran atau pengadukan bertujuan agar bahan tercampur secara merata(homogen) dan seluruh komponen bahan pakan yang di formulasi dapat tersebar secara seimbang.
7.      Pemberian Uap Panas (steaming).
Pemberian uap panas bertujuan untuk menimbulkan aroma pada pakan jadi dan juga bertujuan menstaerilkan bahan.
8.      Pembentukan pelet (pelletizing).
Pelletizing bertujuan untuk membentuk suatu kesatuan pakan, atau pemadatan sehingga tidak mudah tercecer.
9.      Pendinginan atau Penganginan (Cooling).
Proses pendinginan atau penganginan (cooling) bertujuan untuk menghilangkan uap air yang terdapat pada permukaan luar pelet hasil palletizing. Proses cooling ini hanya berlangsung selama 5- 15 menit.
10.  Pengemasan (Packaging).
Proses pengemasan bertujuan untuk memudahkan pengangkutan hasil produk, dan untuk menjaga agar pakan tidak cepat mengalami penurunan mutu.
11.  Penjahit kemasan (sewing).
Penjahitan kemasan dilakukan agar produk pakan terlindung, juga mencegah kontaminasi atau tercampurnya bahan dengan benda asing.
12.  Penyimpanan (Storage).
Penyimpanan pakan sebaiknya ditempatkan pada tempat yang tidak terlalu gelap, hal ini bertujuan untuk mencegah timbulnya proses enzimatis pada pakan yang berakibat penurunan mutu produk.

2.2.            Pembuatan Pakan Bentuk Pellet
Pabrik pakan yang skala usahanya sudah besar, dilengkapi dengan peralatan yang lebih komplit, setiap bahan bahan baku biasanya di tempatkan di dalam silo-silo atau bin yang mampu menampung 50 sampai 150 ton, dengan mengoperasikan tombol kontrol secara otomatis bahan mengalir sesuai dengan kebutuhan kedalam mesin penghancur (hammer mill) dengan bantuan elevator bahan masuk kedalam mesin pencampur (mixer), dalam waktu yang sudah ditentukan lubang mixer terbuka dengan tenaga hidrolik.
Pakan atau konsentrat yang sudah homogen didisimpan dalam silo atau bin, dengan auger yang dapat diatur kecepatannya membawa bahan baku ke mesin pellet, pada watu yang bersamaan steam dialir kedalam auger sehingga kondisi pakan kadar air meningkat dan temperaturnya jadi panas .
Setelah melewati mesin pellet bentuk pakan berubah dan temperaturnya panas masuk ke vibrator conditioner, panas yang terjadi didalam ruangan diisap oleh penghisap blower hingga pellet menjadi dingin. Setelah pellet dingin masuk kedalam saringan yang telah ditentukan ukurannya, bagian yang hancur diangkut dengan elevator kesilo dan siap untuk dibuat pellet kembali. Pellet yang sudah jadi masuk kedalam silo dan siap untuk dipacking dengan melalui auger langsung ditimbang.

2.3.            Teknik Pembuatan Pellet

Contoh
Formula konsentrat sapi perah dengan kandungan protein 16 – 17% dan Total Digestible Protein 66 - 68%, dengan susunan sebagai berikut :
1. Dedak padi 190 kg
2. Pollard 187 kg
3. Bungkil kapok 180 kg
4. Onggok 60 kg
5. Bungkil kelapa 150 kg
6. Kulit kopi 100 kg
7. Kulit coklat 50 kg
8. Tetes tebu 50 kg
9. Kapur 20 kg
10. Garam 3 kg
11. Urea 1 kg
12. Premix 2 kg
2.3.1. Teknik Pencampuran Sederhana
1.      Setelah formula bahan pakan ternak tersedia,
2.      Timbang semua bahan pakan yang diperlukan sesuai formula.
3.      Lakukan pencampuran awal untuk bahan-bahan yang jumlahnya sedikit dengan bantuan carrier (pembawa) seperti yang telah dijelaskan terdahulu.
4.      Bahan dihancurkan dengan mesin penghancur (hammer mill)
5.      Bahan yang jumlahnya paling banyak ditebarkan terlebih dahulu diatas lantai, kemudian dilapisi dengan bahan yang jumlah lebih kecil.
6.      Lakukan secara berurutan pelapisan bahan pakan sampai semua bahan membentuk lapisan, secara berurutan dari yang paling banyak hingga yang paling sedikit jumlahnya.
7.      Tumpukan bahan-bahan tersebut diaduk secara merata menggunakan sekop.
8.      Lakukan pengecekan dengan cara dilihat bahwa bahan telah tercampur dengan baik.
2.3.2. Teknik Pencampuran dengan Mesin (Bentuk Mash)
1.      Timbang bahan baku sesuai dengan formula.
2.      Buat campuran bahan baku yang jumlahnya sedikit secara merata (premix)
3.      Bahan baku bongkahan dihancurkan terlebih dahulu dengan hammer mill yang dilengkapi dengan saringan 4 atau 8 mm tergantung permintaan konsumen.
4.      Selanjutnya bahan No 2 dan bahan yang telah dihancurkan dimasukkan ke dalam mixer.
5.      Biarkan bahan dalam mixer diaduk selama 15 sampai 20 menit.
6.      Setelah tercampur dengan baik (homogen), buka tutup pengeluaran dari mixer, lakukan pengarungan sesuai dengan kapasitas karung (40 atau 50 kg)
7.      Lakukan penimbangan sesuai yang ditetapkan oleh pabrik
8.      Setelah selesai, karung dijahit untuk selanjutnya dilakukan penumpukan didalam gudang bahan jadi.
9.      Pakan yang sudah jadi bentuknya tepung (mash).
2.3.3. Teknik Packaging (pengarungan) dan Pergudangan
Prinsip penangan produk setelah bahan-bahan pakan dimixing (tercampur homogen), bagaimana agar produk mudah ditangani, disimpan dan terhindar dari kerusakan. Setelah pencampuran selesai dilakukan, produk biasanya dibawa dengan bantuan auger atau conveyer dan ditempatkan pada silo atau bin yang merupakan tempat penampungan sementara produk sebelum dikemas dalam karung. Produk dalam silo atau bin dengan gaya gravitasi dapat turun melalui lubang bawah yang dilengkapi dengan katup yang dapat mengatur flow turunnya produk sesuai dengan yang dikehendaki.
Langkah-langakah Packaging (Pengarungan)
1.      Tempatkan karung pada lubang katup pengeluaran pada tempat penyimpanan produk
2.      Pilih jenis dan ukuran dan kapasitas karung
3.      Buka katup penyimpanan pelan-pelan sehingga aliran (flow) produk dapat dikendalikan dalam proses pengisian karung
4.      Lakukan pemadatan dengan cara diangkat karungnya dan dijatuhkan kelantai dengan ujung karung dipegang oleh kedua tangan, lakukan beberapa kali jangan sampai tercecer.
5.      Bila sudah dianggap cukup padat, lakukan penimbangan sesuai dengan berat yang biasa diperdagangan (40 atau 50 kg/karung). Setelah selesai ditimbang, ujung karung dijahit dengan mesin jahit
6.      Karung dibawa dengan alat anggkut atau oleh pekerja ketempat penyimpanan barang jadi
7.      Tempatkan palet (alas kayu) diatas lantai. Hal ini digunakan agar karung produk tidak langsung kontak dengan lantai untuk menghindari kelembaban yang akan berakibat tumbuhnya jamur, menggumpal atau ketengikan
8.      Tempatkan karung diatas palet dengan cara penempatan silang dua dua, hal ini dimaksudkan agar tumpukkan tidak mudah jatuh
9.      Upayakan ruangan dalam gudang tidak lembab dan sirkulasi udara baik.


2.4.            Sistem Distribusi

Pendistribusian pakan dari pabrik ini dalam bentuk kemasan 50 kg. Pakan tersebut dapat dibeli langsung oleh konsumen dari pabrik. Selain itu, pakan akan disetorkan ke toko petenakan dan pertanian skal kecil agar dapat dijual secara ecer ke konsumen atau pembeli. Sistem distribusi tersebut lebih efektif karena dapat membantu peternak kecil untuk mendapatkan pakan yang berkualitas tanpa harus membeli dalam jumlah yang besar.



BAB III
KESIMPULAN
Pabrik pakan skala kecil dapat dimanfaatkan oleh konsumen atau peternak skala kecil. Pabrik pakan ini memiliki produk berupa pakan bentuk pellet untuk sapi perah. Pabrik melakukan proses produksi mulai dari penyusunan ransum, pengadaan bahan baku pakan, produksi bahan pakan, penyimpanan dan pendistribusian.  Pakan tersebut dikemas dalam kemasan 50 kilogram.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Dajadi. 2010. Pedoman Pembangunan Pabrik Pakan Skala Kecil dan Proses Pengolahan Pakan. Direktorat Jendral Peternakan, Jakarta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar