TUGAS
STANDARISASI MUTU DAN INDUSTRI PAKAN
Oleh :
Ika Nurul Styaningrum 23010211060004
Resula Asmi Putro 23010211060005
Tamim Adi Atmaja 23010211060023
Supratno 23010211060033
Raza Yusuf Akbar 23010211060040
PROGRAM STUDI DIII-MANAJEMEN USAHA PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pakan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam usaha budidaya ternak. Kebutuhan pakan ternak meliputi jenis,
jumlah dan kualitas bahan pakan yang diberikan kepada ternak secara langsung
akan dapat mempengaruhi tingkat produksi dan produktifitas ternak yang dipelihara. Tingkat
keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya ternak sangat dipengaruhi oleh
total biaya pakan yang dikeluarkan, dimana biaya pakan dapat mencapai 60 -70 %
dari seluruh biaya produksi yang diperlukan untuk usaha budidaya ternak.
Ketergantungan peternak pada penggunaan pakan jadi yang diproduksi oleh
perusahaan pakan masih tinggi, dimana sebagian besar bahan pakan tersebut masih
diimpor. Apabila terjadi fluktuasi kenaikan harga bahan pakan, akan
mengakibatkan tingginya harga pakan jadi. Penyediaan pakan yang murah, dari
bahan pakan lokal yang tersedia secara terus menerus di sekitar tempat usaha
budidaya serta dapat memenuhi kebutuhan gizi ternak, perlu diupayakan untuk
memperoleh keuntungan yang maksimal dalam menunjang keberhasilan usaha budidaya
yang dilakukan. Pembangunan pabrik pakan ternak skala kecil pada tingkat
kelompok sangat diperlukan karena akan sangat menunjang usaha budidaya
peternakannya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam memproduksi pakan bukan
hanya pada aspek kualitas saja, tetapi perlu diperhatikan juga aspek ekonomis,
dimana pakan yang dihasilkan dapat terjangkau oleh kemampuan peternak. Agar
pakan dapat tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau, maka pemerintah
terus melakukan upaya upaya pembangunan pabrik pakan skala kecil. Untuk itu
diperlukan sebuah petunjuk bagaimanamembangun sebuah pabrik pakan skala kecil.
2.
Tujuan
Tujuan dari Petunjuk Pembangunan Pabrik Pakan Skala
Kecil (PP-SK) dan pengolahan pakan adalah :
1) Para
pihak terkait dalam pengembangan pakan mempunyai panduan dalam proses
pembangunan PP-SK dan pengolahan pakan
2) Sebagai
acuan petugas teknis dilapangan untuk mensosialisasikan pengembangan PP-SK.
BAB
II
SISTEM
PRODUKSI
2.1.
Proses pengolahan pakan di pabrik
1. Penerimaan
Bahan Pakan.
Dalam
tahap penerimaan bahan pakan yang perlu diperhatikan adalah pengamatan fisik
bahan dan konsistensi mutu bahan.
2.
Sortasi.
Sortasi
bahan pakan bertujuan untuk memisahkan bahan mana yang layak diolah atau yang
tidak layak di olah.
3.
Pembersihan/ Penyaringan (Screening).
Pembersihan
bahan pakan terdiri dari pembersihan secara fisik dengan cara pengayakan.
4.
Pengecilan Ukuran (grinding) dan
pengayakan (Sieving).
Pengecilan
ukuran bertujuan untuk menghancurkan, menggiling atau menghaluskan. Sedangkan
pengayakan bertujuan untuk menghasilkan hasil gilingan seragam.
5.
Penimbangan (Weighing).
Penimbangan
bahan baku dilakukan setelah perhitungan formulasi. Untuk bahan pakan makro
seperti tepung jagung, tepung bungkil kedele, bekatul padi digunakan timbangan
kasar (skala ratusan kilogram). Sedangkan untuk bahan pakan mikro/additives,
seperti : methionin, minyak ikan, vitamin, mineral mix, premix,
antioksidan, anti jamur digunakan timbangan analitis atau elektronik.
6.
Pencampuran/ pengadukan (Mixing).
Proses
pencampuran atau pengadukan bertujuan agar bahan tercampur secara
merata(homogen) dan seluruh komponen bahan pakan yang di formulasi dapat
tersebar secara seimbang.
7. Pemberian
Uap Panas (steaming).
Pemberian
uap panas bertujuan untuk menimbulkan aroma pada pakan jadi dan juga bertujuan
menstaerilkan bahan.
8. Pembentukan
pelet (pelletizing).
Pelletizing
bertujuan untuk membentuk suatu kesatuan pakan, atau pemadatan sehingga tidak
mudah tercecer.
9.
Pendinginan atau Penganginan (Cooling).
Proses
pendinginan atau penganginan (cooling)
bertujuan untuk menghilangkan uap air yang terdapat pada permukaan luar pelet
hasil palletizing. Proses cooling ini hanya berlangsung selama 5- 15 menit.
10. Pengemasan
(Packaging).
Proses
pengemasan bertujuan untuk memudahkan pengangkutan hasil produk, dan untuk
menjaga agar pakan tidak cepat mengalami penurunan mutu.
11. Penjahit
kemasan (sewing).
Penjahitan
kemasan dilakukan agar produk pakan terlindung, juga mencegah kontaminasi atau
tercampurnya bahan dengan benda asing.
12. Penyimpanan
(Storage).
Penyimpanan
pakan sebaiknya ditempatkan pada tempat yang tidak terlalu gelap, hal ini
bertujuan untuk mencegah timbulnya proses enzimatis pada pakan yang
berakibat penurunan mutu produk.
2.2.
Pembuatan Pakan Bentuk Pellet
Pabrik pakan yang skala
usahanya sudah besar, dilengkapi dengan peralatan yang lebih komplit, setiap
bahan bahan baku biasanya di tempatkan di dalam silo-silo atau bin yang mampu
menampung 50 sampai 150 ton, dengan mengoperasikan tombol kontrol secara
otomatis bahan mengalir sesuai dengan kebutuhan kedalam mesin penghancur
(hammer mill) dengan bantuan elevator bahan masuk kedalam mesin pencampur
(mixer), dalam waktu yang sudah ditentukan lubang mixer terbuka dengan tenaga
hidrolik.
Pakan atau konsentrat
yang sudah homogen didisimpan dalam silo atau bin, dengan auger yang dapat
diatur kecepatannya membawa bahan baku ke mesin pellet, pada watu yang
bersamaan steam dialir kedalam auger sehingga kondisi pakan kadar air meningkat
dan temperaturnya jadi panas .
Setelah melewati mesin
pellet bentuk pakan berubah dan temperaturnya panas masuk ke vibrator
conditioner, panas yang terjadi didalam ruangan diisap oleh penghisap blower
hingga pellet menjadi dingin. Setelah pellet dingin masuk kedalam saringan yang
telah ditentukan ukurannya, bagian yang hancur diangkut dengan elevator kesilo
dan siap untuk dibuat pellet kembali. Pellet yang sudah jadi masuk kedalam silo
dan siap untuk dipacking dengan melalui auger langsung ditimbang.
2.3.
Teknik Pembuatan Pellet
Contoh
Formula konsentrat sapi
perah dengan kandungan protein 16 – 17% dan Total Digestible Protein 66 - 68%,
dengan susunan sebagai berikut :
1. Dedak padi 190 kg
2. Pollard 187 kg
3. Bungkil kapok 180 kg
4. Onggok 60 kg
5. Bungkil kelapa 150 kg
6. Kulit kopi 100 kg
7. Kulit coklat 50 kg
8. Tetes tebu 50 kg
9. Kapur 20 kg
10. Garam 3 kg
11. Urea 1 kg
12. Premix 2 kg
2.3.1. Teknik Pencampuran Sederhana
1.
Setelah formula bahan pakan ternak
tersedia,
2.
Timbang semua bahan pakan yang diperlukan
sesuai formula.
3.
Lakukan pencampuran awal untuk bahan-bahan
yang jumlahnya sedikit dengan bantuan carrier (pembawa) seperti yang telah
dijelaskan terdahulu.
4.
Bahan dihancurkan dengan mesin penghancur
(hammer mill)
5.
Bahan yang jumlahnya paling banyak
ditebarkan terlebih dahulu diatas lantai, kemudian dilapisi dengan bahan yang
jumlah lebih kecil.
6.
Lakukan secara berurutan pelapisan bahan
pakan sampai semua bahan membentuk lapisan, secara berurutan dari yang paling
banyak hingga yang paling sedikit jumlahnya.
7.
Tumpukan bahan-bahan tersebut diaduk secara
merata menggunakan sekop.
8.
Lakukan pengecekan dengan cara dilihat
bahwa bahan telah tercampur dengan baik.
2.3.2. Teknik Pencampuran dengan Mesin
(Bentuk Mash)
1.
Timbang bahan baku sesuai dengan formula.
2.
Buat campuran bahan baku yang jumlahnya
sedikit secara merata (premix)
3.
Bahan baku bongkahan dihancurkan terlebih
dahulu dengan hammer mill yang dilengkapi dengan saringan 4 atau 8 mm
tergantung permintaan konsumen.
4.
Selanjutnya bahan No 2 dan bahan yang
telah dihancurkan dimasukkan ke dalam mixer.
5.
Biarkan bahan dalam mixer diaduk selama 15
sampai 20 menit.
6.
Setelah tercampur dengan baik (homogen),
buka tutup pengeluaran dari mixer, lakukan pengarungan sesuai dengan kapasitas
karung (40 atau 50 kg)
7.
Lakukan penimbangan sesuai yang ditetapkan
oleh pabrik
8.
Setelah selesai, karung dijahit untuk
selanjutnya dilakukan penumpukan didalam gudang bahan jadi.
9.
Pakan yang sudah jadi bentuknya tepung
(mash).
2.3.3. Teknik Packaging (pengarungan) dan
Pergudangan
Prinsip penangan produk
setelah bahan-bahan pakan dimixing (tercampur homogen), bagaimana agar produk
mudah ditangani, disimpan dan terhindar dari kerusakan. Setelah pencampuran
selesai dilakukan, produk biasanya dibawa dengan bantuan auger atau conveyer
dan ditempatkan pada silo atau bin yang merupakan tempat penampungan sementara
produk sebelum dikemas dalam karung. Produk dalam silo atau bin dengan gaya
gravitasi dapat turun melalui lubang bawah yang dilengkapi dengan katup yang
dapat mengatur flow turunnya produk sesuai dengan yang dikehendaki.
Langkah-langakah Packaging (Pengarungan)
1.
Tempatkan karung pada lubang katup
pengeluaran pada tempat penyimpanan produk
2.
Pilih jenis dan ukuran dan kapasitas
karung
3.
Buka katup penyimpanan pelan-pelan
sehingga aliran (flow) produk dapat dikendalikan dalam proses pengisian karung
4.
Lakukan pemadatan dengan cara diangkat
karungnya dan dijatuhkan kelantai dengan ujung karung dipegang oleh kedua
tangan, lakukan beberapa kali jangan sampai tercecer.
5.
Bila sudah dianggap cukup padat, lakukan
penimbangan sesuai dengan berat yang biasa diperdagangan (40 atau 50
kg/karung). Setelah selesai ditimbang, ujung karung dijahit dengan mesin jahit
6.
Karung dibawa dengan alat anggkut atau
oleh pekerja ketempat penyimpanan barang jadi
7.
Tempatkan palet (alas kayu) diatas lantai.
Hal ini digunakan agar karung produk tidak langsung kontak dengan lantai untuk
menghindari kelembaban yang akan berakibat tumbuhnya jamur, menggumpal atau
ketengikan
8.
Tempatkan karung diatas palet dengan cara
penempatan silang dua dua, hal ini dimaksudkan agar tumpukkan tidak mudah jatuh
9. Upayakan ruangan dalam gudang tidak lembab dan sirkulasi udara baik.
2.4.
Sistem
Distribusi
Pendistribusian
pakan dari pabrik ini dalam bentuk kemasan 50 kg. Pakan tersebut dapat dibeli
langsung oleh konsumen dari pabrik. Selain itu, pakan akan disetorkan ke toko
petenakan dan pertanian skal kecil agar dapat dijual secara ecer ke konsumen
atau pembeli. Sistem distribusi tersebut lebih efektif karena dapat membantu
peternak kecil untuk mendapatkan pakan yang berkualitas tanpa harus membeli
dalam jumlah yang besar.
BAB III
KESIMPULAN
Pabrik pakan skala
kecil dapat dimanfaatkan oleh konsumen atau peternak skala kecil. Pabrik pakan
ini memiliki produk berupa pakan bentuk pellet untuk sapi perah. Pabrik
melakukan proses produksi mulai dari penyusunan ransum, pengadaan bahan baku
pakan, produksi bahan pakan, penyimpanan dan pendistribusian. Pakan tersebut dikemas dalam kemasan 50
kilogram.
DAFTAR
PUSTAKA
Gunawan,
Dajadi. 2010. Pedoman Pembangunan Pabrik Pakan Skala Kecil dan Proses
Pengolahan Pakan. Direktorat Jendral Peternakan, Jakarta.
http://www.mesin-mesin-indonesia.com/industri-makanan/industri-konsentrat-pakan-ternak
(29
Mei 2013, 14.00 WIB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar